Senin, 23 September 2013

Resiko Bekerja Sebagai Seorang Perawat

Posted by Khoirul Zed | 07.45 Categories:
Sebagai seorang perawat yang profesional. Perawat harus memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya dengan cepat dan tepat. Tindakan yang tidak tepat dapat menyebabkan resiko yang fatal. Dengan mengetahui resiko-resiko bekerja sebagai perawat, perawat dapat mengantisipasi agar resiko-resiko tersebut tidak terjadi dan perawat dapat bekerja dengan ikhlas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya Berikut beberapa resiko yang mungkin dapat terjadi pada seorang perawat:
1. Resiko tertular penyakit. Perawat bekerja di lingkungan yang sangat rentan tertular penyakit dan berhubungan langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit, maka perawat harus berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan. Misalnya saat melakukan injeksi tidak boleh spuit sampai mengenai bagian tubuh perawat. Kebersihan lingkungan kerja juga harus dijaga agar penyakit tidak mudah menular.
2. Resiko bekerja 24 jam, setiap waktu, setiap saat, baik sedang susah maupun senang.Tidak bisa dipungkiri jika beban dan resiko kerja perawat sangat tinggi, mendampingi pasien dengan jumlah tertentu selama 24 jam dan dengan berbagai tingkat ketergantungan adalah hal yang berat. Perawat harus siap sedia setiap saat jika dibutuhkan.
3. Resiko kelebihan tugas dan pekerjaan. Karena perawat melaksanakan semua kegiatan, baik administrasi, pengobatan, fisioterapi, makan, dan lain-lain.
4. Resiko meninggalkan anak dan keluarga demi pasien. Demi pasien seorang perawat rela meninggalkan anak dan keluarga. Apalagi jika bekerja di pelosok maka bagaimanapun keselamatan seorang pasien lebih diutamakan daripada anak dan keluarga bahkan daripada diri sendiri.
5. Resiko tidak bisa hidup normal, karena siklus tidur, siklus pekerjaan tidak teratur. Bekerja dengan jam yang tidak pasti kadang kala membuat siklus hidup perawat menjadi terganggu.
6. Resiko stress karena tekanan dari pekerjaan, pasien, mitra kerja, dan lain-lain.


7. Resiko mendapat jasa medis yang kecil. Menjadi perawat yang profesional adalah perawat yang bekerja dengan ikhlas tanpa pamrih dan dengan sepenuh hati. Mendapat jasa medis yang kecil seharusnya adalah hal biasa bagi seorang perawat yang profesional.

Follow Me @KhoirulZee

Selasa, 17 September 2013

Bagaimana Menjadi perawat Amerika

Posted by Khoirul Zed | 07.27 Categories:
ey semua ,
Ini mungkin tidak biasa , tapi aku tidak benar-benar seorang perawat . Aku sedang meneliti informasi tentang datang untuk bekerja di Amerika sebagai perawat pacar saya yang merupakan perawat Indonesia . Bahasa Inggris-nya adalah besar dan dia mungkin bisa melakukan semua ini sendiri (sebenarnya saya pikir dia sekarang ) tapi aku hanya meneliti itu semua jadi saya mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari proses sendiri juga.
Saya membaca melalui perekat di bagian atas forum , dan telah membaca berbagai situs tentang berbagai jenis perawat di Amerika dan proses selama menjadi perawat dari luar negeri .
Saya harus mengatakan , saya terkejut ada yang pernah membuatnya , tampaknya sangat sulit dilakukan.
Satu hal yang saya tidak bisa menemukan banyak informasi tentang itu ..... berapa lama biasanya mengambil untuk mengikuti tes bahasa Inggris , melalui CGFNS dan CES Anda , pergi melalui BON negara dan mendapatkan ATT Anda , mendaftar untuk & mengambil NCLEX tes - RN , mengambil tes TOEFL , dapatkan Sertifikat Layar Visa dan benar-benar mendapatkan pekerjaan ?
Aku tahu bahwa ini semua sangat bervariasi , dan tergantung pada berapa lama sejumlah bentuk yang diperlukan untuk proses , ketika Anda dapat mengambil berbagai tes , dll .... Aku hanya mencari beberapa ballparks . Apakah itu biasanya mengambil 3 tahun ? Lebih ?
Saat ini kita berada di titik puncak harus membuat beberapa keputusan besar dalam hal di mana kita akan bekerja dan hidup untuk tahun berikutnya . Meskipun saya memiliki banyak informasi tentang proses, sulit untuk membuat pilihan informasi tentang apakah kita harus pergi melalui itu atau tidak , dan ketika kita harus mulai , tanpa mengetahui gambaran umum tentang berapa lama waktu yang diperlukan .
Hal ini menarik bagi kami karena kami harus memutuskan apakah kita akan melakukan hubungan jarak jauh sementara dia pergi melalui proses aplikasi sehingga saya bisa tetap saya saat ini ( membayar cukup tinggi ) pekerjaan . Jika itu akan waktu bertahun-tahun kita juga perlu mencari tindakan lain , atau saya harus pindah ke Indonesia dan menerima upah lebih rendah secara drastis .
Dalam kasus apapun , terima kasih atas waktu anda untuk membaca melalui semua itu . Aku berharap kita bisa menemukan pilihan yang baik dan karier yang baik baginya di Amerika . Setiap saran , kiat-kiat atau komentar are welcome . Aku baru mulai belajar tentang semua ini , haha , jadi segala sesuatu dapat membantu .



pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kacang hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tanaman ini memiliki kulit yang hijau, berbiji putih, dan sering dibuat kecambah atau toge. Selain itu, kacang hijau juga memiliki bunga kacang hijau yang berbentuk kupu-kupu dan berwrna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga tersebut akan membentuk polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau.
Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Sehubungan dengan adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh cahaya, pada penelituian ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan ditimbulkan dari pemberian intensitas cahya yang berbeda. Untuk mengetahui secara detail, maka perluy diketahui bahwa cahay merupa energi yang berbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat. Tumbuhan hijau termasuk kacang hijau, memerlukan cahaya tidak hanya untuk membuat makanan, tetapi juga untuk pertumbuhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Salah satu sumber cahaya di bumi ini adalah matahari.
1.2  Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh intensitas cahaya terhadap pengaruh pertumbuhan kacang hijau.
1.3  Tujuan
Dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan terhadap tanaman kacang hijau dengan pemberian intensitas yang berbeda-neda.
1.4 Variabel
a. Variabel terikat
Pertumbuhan kacang hijau, parameternya adalah panjang batang, jumlah daun dan lebar daun.
b. Variabel bebas :
Variasi pemberian intensitas cahaya.
Perlakuan :
 a. Kelompok I : kacang hijau dibiarkan terbuka(terkena cahaya langsung).
b. Kelompok II : kacang hijau ditutup dengan plastik mika.
c. Kelompok III : kacang hijau ditutup dengan kardus.
c. Variablel kontrol
1. Ukuran cawan petri yang digunakan untuk masing-masing kelompok adalah ukuran kecil.
2. Jumlah kapas pada masing-masing cawan petri adalah 3 buah kapas dengan ketebalan yang sama.
3. Jumlah kacang hijua pada masing-masing cawan petri adalah 5 buah.
4. Jenis kacang hijau yang digunakan adalah biji dengan kulit yang sudah terbuka.

BAB II
DASAR TEORI
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanamana yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.
BAB III
ALAT BAHAN DAN ALAT KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat : 1. Kapas
2. Cawan Petri
3. Plastik mika (berwarna biru tua)
4. Box
5. Penggaris
6. Benang
7. Gunting
8. Isolasi
9. Gelas Ukur
3.1.2 Bahan : 1. Kacang hijau
2. Air
3.2 Cara Kerja
1.Rendam kacang ijo selama satu malam agar kacang ijo lebih cepat tumbuh.
2.Pilihlah kacang ijo yang akan ditanam ( gunakan kacang ijo yang keadaannya sama ).
3.Susun kapas pada masing-masing cawan petri (cawan petri berjumlah 3 buah).
4.Tuang air sebnyak 30mL ke dalam cawan petri.
5.Letakkan 5 buah kacang ijo pada masing-masing cawan petri (jumlah semua kacang hijau 15 biji).
6. Berilah nomer pada masing-masing cawan kacang ijo agar tidak tertukar.
7. Beri perlakuan yang berbeda pada masing-masing cawan petri tersebut.
8.Taruh cawan petri yang petama di tempat yang langsung terkena sinar matahari tanpa ada penghalang/tanpa diberi perlakuan.
9.Beri penutup mika pada cawan petri yang kedua, sesudah itu cawan petri yang kedua di taruh di tempat yang sama dengan cawan yang pertama namun cawan petri yang kedua dalam keadaan ditutupi oleh mika.
10.Tutupi cawan ketiga dengan kardus (box), sesudah itu cawan petri yang ketiga di taruh di tempat yang sama dengan cawan yang pertama dan kedua namun cawan petri yang ketiga tetap ditutupi dengan kardus (box).
11.Siram masing-masing cawan yang berisi kacang hijau itu sekali sehari dengan menggunakan air sebanyak 30mL.
12. Ukur dan catat perubahan pada tiap-tiap kacang hijau tiap hari selama 7 hari.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hari Panjang Batang (cm) Banyak daun Lebar daun (cm)
(maaf gak bisa ditampilin)
4.2 Pembahasan
Percobaan ini menghubungkan antara kacang hijau dengan intensitas cahaya. Bila dilihat dari tabel di atas, setiap percobaan dari percobaan I, II dan III menunjukkan banyak perbedaan. Tanaman kacang hijau pada percobaan pertama tampak lebih subur daripada tanaman kacang hijau pada percobaan 2 dan 3. Tanaman kacang hijau pada percobaan pertama tampak hijau, daunnya tumbuh dengan normal dan melebar, batangnya tegak dan ukuran batangnya lebih besar . Hal tersebut dikarenakan Tanaman kacang hijau pada percobaan 1 mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Sedangkan tanaman kacang hijau pada percobaan 2 tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup karena terhalang oleh plastik mika. Karena itu tanaman kacang hijau pada percobaan 2, tidak tumbuh secara normal seperti tanaman pada percobaan 1 seperti daunnya tidak melebar dan pertumbuhan daunnya abnormal ( seringkali ukurannya menyusut ), selain itu batangnya berwarna hijau kemerahan dan batangnya loyo, ukuran batangnyapun lebih kurus daripada tanaman pada percobaan 1. Akan tetapi perkecambahannya lebih cepat. Berbeda dengan percobaan 1 dan 2, tanaman pada percobaan ketiga tidak mendapatkan cahaya sama sekali. Meskipun begitu, perkecambahan tanaman kacang hijau pada percobaan 3 lebih cepat daripada pekecambahan pada percobaan 1 dan 2 . Ukuran batangnyapun lebih panjang. Tapi tanaman kacang hijau pada percobaan 3 tampak sangat kurus, dan pucat. Pertumbuhan daunnya abnormal dan tidak melebar . Selain itu, ada pula perbedaan pada masing-masing 5 kacang hijau yang terdapat pada cawan petri pertama (kacang hijau yang dibiarkan terkena sinar matahari secara langsung).
Pada hari pertama pengukuran, tanaman pertama pada cawan petri pertama dengan tanaman kedua belum terlalu terlihat perbedaan yang menonjol pada panjang batangnya karena selisih antara kedua tanaman tersebut hanya 0,1 cm saja. Pada tanaman lainnya di cawan petri pertama juga begitu. Namun, tanaman keempat dan kelima merupakan tanaman yang panjang batangnya paling panjang yaitu 1,65cm. Tidak hanya ada perbedaan saja pada 5 kacang hijau yang terdapat di cawan petri pertama pada hari pertama, namun terdapat pula kesamaannya yaitu sama-sama belum memiliki daun dan akarnya belum terlalu terlihat. Pada hari kedua pengukuran, panjang batang semakin bertambah panjang. Misalnya pada tanaman pertama yang pada hari pertama panjangnya 1,2cm dan pada hari kedua panjangnya menjadi 1,45cm. Kacang hijau yang paling panjang, panjang batangnya yaitu kacang hijau yang ke-4 sepanjang 1.9cm. Pada hari ketiga pun juga sama. Kacang hijau yang paling panjang adalah kacang hijau ke-4 pada cawan petri pertama. Namun berbeda dengan hari ke-4. Pada hari ke-4, kacang hijau yang pertama tumbuh dengan cepat sebanyak 1,8cm dari haru sebelumnya. Jadi panjang batangnya adalah 3,6 cm. Dari hari pertama sampai hari keempat, tidak ada daun pada tumbuhan kacang hijau. Namun pada hari ke-5, daun pada tumbuhan kacang hijau mulai tumbuh pada kacang hijau pertama, kedua dan kelima. Masing-masing banyak daun berjumlah 2 buah. Terjadinya perbedaan pada tumbuhan kacang hijau yang telah berdaun dengan yang belum berdaun dikarenakan posisi kacang hijau di dalam petri tersebut. Posisi kapas yang tidak rata karena saling tumpang tindih sehingga ketebalan kapas juga berbeda-beda dan oleh karena itu, kacang hijau yang letak kedalamnya berbeda-beda. Karena semakin dalam kedalamannya akan menyebabkan tanaman itu mendapatkan air yang lebih banyak karena pada percobaan kali ini, bila permukaannya lebih rendah, maka akan digenanggi banyak air. Sampai pada hari ke-6, pertumbuhan tanaman kacang hijau semakin cepat dan mengakibatkan bertambahnya panjang batang dan munculnya daun pada tanaman kacang hijau ke-3 dan ke-4 pada cawan petri pertama yang sebelumnya belum berdaun namun jumlah daunnya tetap sama yaitu tetap 2 lembar. Berbeda dengan hari ke-7, pertumbuhan tanaman kacang hijau bukannya bertamabah malah menyusut/berkurang.Mungkin ini dikarenakan pada hari ke-7, akar dan batang usdah dapat di bedakan sehingga panjang batang dulunya diukur, sebenranya itu termasuk panjang akar juga, tapi karena belum terlalu terlihat mana yang bagian akar dan batang, maka diukur dari ujung akar sampai ujung batang. Penyusutan terlihat pada tanaman ke-1 sampai ke-4 yang panjang batangnya berkurang sebanyak ±1cm. Berbeda dengan lebar pada daun. Lebar pada daun tetap berkembang dan ukurannya juga semakin lebar (besar/luas).
Tanaman kacang hijau yang ditutupi dengan mika (pada cawan petri ke-2) pada hari pertamanya panjang batangnya sudah mencapai ±2 cm namun belum berdaun. Daun pada tanaman kacang hijau rata-rata tumbuh pada hari ke-2. Hanya tanaman kacang hijau ke-3 yang belum berdaun. Bila dilihat jumlah daun pada tanaman kacang hijau ke-4 berbeda dengan tanaman kacang hijau yang lain pada cawan petri ke-2 karena daun yang baru tumbuh hanya 1 buah tetapi pada hari ke-3 nya, daunnya sudah berjumlah 2 buah. Pada hari ke-3, ada panjang batang tanaman kacang hijau yang berkurang. Sebenarnya belum tahu juga mengapa hal ini bisa terjadi. Apa dikarenakan kesalahan dalam menghitung maupun faktor-faktor lain. Selain itu, pada tanaman kacang hijau ke-3 menunjukkan bahwa tanaman itu sudah mulai mati dan membusuk yang terlihat dari warnanya yang mencoklat dan juga baunya yang tidak enak. Maka dari itu, pada saat pendataan/penghitungan dan pengamatan pada hari ke-4 sampai seterusnya tidak di hitung lagi perubahannya karena tanaman kacang hijau itu telah mati. Setelah itu, dari dari ke-5 sampai ke-6 tanaman terus berkembang dan tumbuh. Panjang batang yang paling panjang pada hari ke-6 pada tanaman kacang hijau ke-2. Pada hari ke-7, terulang kembali hal yang sama juga seperti yang dialami oleh cawan petri pertama yaitu berkurangnya panjang batangnya yang dikrenakan ada beberapa bagian yang telah berubah menjadi akar dan juga daun pada tanaman kacang hijau yang ke-4 putus karena secara tidak sengaja terpegang dan tertarik pada saat proses pengukuran tanaman itu dan juga dikarenakan terlalu layunya daun tanaman kacang hijau itu sendiri.
Terdapat 1 cawan petri yang berisi 5 buah kacang hijau yang ditutupi oleh box. Cawan petri ini disebut cawan petri ke-3 agar mudah untuk membahasnya. Tanaman kacang hijau pada cawan petri yang ke-3 pada hari pertama ini, sama hal dengan tanaman kacang hijau di cawan petri yang ke-2 pada hari pertama yaitu sama-sama belum tumbuh daun dan rata-rata panjang batangnya ± 2 cm. Pertumbuhan panjang batang ini terus terjadi sampai ke-2 saja. Karena pada hari ke-2, tanaman kacang hijau yang ke-2 mengalami pengurangan panjang. Lalu setelah hari ke-3, tanaman kacang hijau yang ke-2 ini mati.Lalu setelah itu dari hari ke-4 sampai hari ke-7, sebagian besar pertumbuhan panjang batang terus bertambah dan lebar daunnya juga semakin lebar. Namun hari ke-7 pada tanaman kacang hijau ke-3, panjangnya berkurang sebanyak 1 cm dan begitu juga lebar daun pada tanaman kacang hijau ke-4 dan ke-5. Dari hari ke-2 sampai hari ke-7, jumlah daun pada tumbuhan kacang hijau ke-1 sampai ke-5 tetap sama yaitu 2 buah.
Pada saat percobaan ini berlangsung/dilakukan, pada hari ke-3 terjadi pergantian kapas/ media pada kacang hijau di cawan petri 1, 2 dan 3. Penggantian ini dilakukan karena pada cawan petri yang ke-2 dan ke-3, airnya telah menggenang dan ditakutkan bila hal ini dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan kematian pada tanaman kacang hijau karena tanaman kacang hijau yang berada di dalam cawan petri ini secara teratur setiap 1 kali sehari akan disirami air sebanyak 30mL.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa, intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau karena kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya akan lebih kecil jaringan mesofilnya lebih kecil dan pertumbuhannya akan lebih lambat dari pada kacang hijau yang tidak mendapatkan cahaya.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan penelitian seperti ini, perlu diperhatikan peletakan kacang hijau di dalam petri jangan sampai ada salah satu kacang hijau yang terendam air sehingga menjadi mati dan jua selalu tetatur dalam menyiraman kacang hijau.
BAB VI
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Karmana, Oman.2007.Cerdas Belajar Biologi.Jakarta:Grafindo
Qlikers.Perlakuan Air pada Benih.http://qlikers.wordpress.com/makalahq/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang hijau
http://hidupsehatonline.com/?page id=20
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080825075517AATx43D

Contoh Laporan Praktikum Korosi

Posted by Khoirul Zed | 07.07 Categories:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
                  Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius.  Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi, percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat dan mempercepat korosi.

1.2   Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat kami rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah :
1. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/perkaratan pada besi?
2. Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi dan  mencegah terjadinya korosi?

1.3  Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitia ini yaitu :
 1. Mengetahui faktor penyebab terjadinya korosi.
2. Mengetahui reaksi korosi dan pencegahannya.

1.4 Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.       Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.       Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan zat lingkungan sehingga menghasilkan senyawa yang tak dikehendaki atau lebih dikenal dengan perkaratan. Korosi besi dapat terjadi jika pada lingkungan terdapat oksigen dan air.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) → Fe2+ (aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H +(aq)+ 4e → 2H2O(l)
 Atau
O2(g) + 2H2O(l) +  4e 4OH-(aq)
 Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

2. 2    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1.      Faktor Metalurgi
      Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a.       Jenis logam dan paduannya
                Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi. Sebagai contoh, aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
b.       Morfologi dan homogenitas
                Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap daerahnya.
c.        Perlakuan panas
                Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya korosi retak tegang.

2.      Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a.       Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang berbeda-beda. Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi. Gambar berikut menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan tembaga.

b.      Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar berikut.
        Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang tinggi.
c.       Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada Fe. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.
d.    Gas, cair atau padat
          Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda. Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e.       Kondisi biologis
        Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah. Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.



BAB III
METODE PENELITIAN


3.1  Tempat dan Waktu Praktikum
                Praktikum dilaksanakan di Lab. Bio-kimia pada hari Sabtu, 17 November 2012.
3.2   Alat dan Bahan Praktikum
       a.  Alat
1.   Kompor / Spiritus Pipet                   4. Penjepit
2.   Kaki 3 dan kasa                               5. Amplas
3.   Tabung reaksi                                   6. Gelas ukur besar dan kecil
b.   Bahan
1.   Garam                                              4.  Air mineral
2.   Kpas                                                 5. Tissue
3.   Kerosin / Minyak tanah                    5. Air suling

3.3 Cara Kerja
1.      Ambillah 4 tabung reaksi kemudaian
a.       Tambahkan 5 mL air suling ke dalam tabung 1.
b.      Tambahkan kapas kering ke dalam tabung 2.
c.       Tambahkan air yang sudah di didihkan ke dalam tabung 3 hingga penuh.
d.      Tambahkan kira-kira 10 mL kerosin ke dalam tabung 4.
e.       Tambahkan 10 ml air garam.
2.      Amplaslah 2 batang paku besi hingga bersih. Kemudian masukkan masing-masing 2 batang paku ke dalam tabung reaksi pada prosedur 1 di atas.
3.      Tutup tabung 2 dan 3 dengan plastic dan karet samapai rapat.
4.      Simpanlah tabung-tabung tersebut selam 2 hari, kemudian amati apa yang terjadi.




BAB IV
 DATA DAN PEMBAHASAN

4.1        Hasil Pengamatan
Hari Ke-
Air Suling
Kapas +
plastik
Air panas +
plastik
Kerosin /
M. Tanah
Air Garam
1
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
3
Berkarat
Tidak
Mulai
Tidak
Mulai
5
Sangat
Berkarat
Tidak
Berkarat
Tidak
Berkarat


4.2        Analisa Data dan Pembahasan
Masing-masing tabung dimasukkan 2 batang paku. setelah di amplas, masing-masing larutan seperti air suling, air yang mendidih, NaCl dan minyak tanah. Kemudian masing-masing tabung diamati. Hari pertana tidak terjadi perubahan sama sekali. Setelah 2 hari dibiarkan, tabung pertama sudah mengalami pengaratan, tabung ketiga dan kelima  mulai mengalami pengaratan sementara tabung ke dua dan ke empat tidak mengalami pengaratan sama sekali. Perubahan yang terjadi pada tabung pertama, ketiga, dan , kelima terjadi akibat adanya reaksi oksidasi antara besi dan larutan. Hasil yang bervariatif dengan jumlah karat yang berbeda-beda disebabkan sifat setiap unsur dalam melakukan reaksi oksidasi terhadap paku hingga menjadi karat berbeda. Larutan yang tidak terjadi perkaratan pada paku berarti tidak memiliki kemampuan oksidasi sebab paku tidak terjadi perkaratan. Semakin banyak reaksi oksidasi yang terjadi, semakin banyak pula karat. Demikian sebaliknya jika tidak ada karat atau sedikit karatyang muncul maka larutan tersebut tidak mampu melakukan oksidasi.  
Larutan mampu menangkap unsur oksigen di sekitarnya, namun pada tabung 3 yang ditutup oleh plastik,juga terjadi perkaratan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan larutan untuk oksidasi pada paku sehingga berkarat. Semakin dekat besi dengan oksigen/udara maka kemungkinan besar terjadi perkaratan, maka oleh itu karat yang mengambang merupakan karat yang terjadi akibat reaksi oksidasi dan karat yang mengendap merupakan karat yang telah berat massanya hingga jatuh ke dasar tabung.
4.3        Jawaban Pertanyaan
1.     Apakah tabung dimana paku berkarat terdapat oksigen dan air?
Ya
2.     Apakah tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air?
Ya




















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1            Kesimpulan
·         Faktor Korosi
Larutan sangat berperan besar dalam reaksi oksidasi yang terjadi pada percobaan di atas.Oksigen dan tidak adanya oksigen juga sangat berpengaruh sebab bebarapa larutan mengambil unsur oksigen di sekitarnya untuk melakukan reaksi oksidasi. Jenis logam dan paduannya, perlakuan panas, Morfologi dan homogenitas, Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan, komposisi kimia, konsentrasi, temperature, kondisi biologis, Gas, cair atau padat juga mempengaruhi kecepatan Korosi

·         Proses Korosi
Bahwa setiap larutan memiliki sifat oksidasi yang berbeda-beda sehingga mampu membuat karat pada paku dengan jumlah endapan karat yang berbeda-beda dan semakin dekat besi dengan udara semakin besar pula terjadi oksidasi. Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh zat lain secara kimia, misalnya pengkaratan besi. Ia merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.

·         Mencegah Korosi
M encegah besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang  dapat membuatnya berkarat.

Setiap larutan memiliki sifat oksidasi yang berbeda-beda sehingga mampu membuat karat pada paku dengan jumlah endapan karat yang berbeda-beda. Adanya kontak terhadap oksigen juga sangat penting, sebab ada beberapa unsure yang membutuhkan oksigen yang diambilnya dari lingkungan sekitarnya untuk beroksidasi. Semakin dekat besi dengan oksigen/udara maka kemungkinan besar terjadi perkaratan, maka oleh itu karat yang mengambang merupakan karat yang terjadi akibat reaksi oksidasi dan karat yang mengendap merupakan karat yang telah beratmassanya hingga jatuh ke dasar tabung.

5.2  Saran
Praktikum ini hanya menggunakan beberapa bahan saja, masih banyak bahan lainnya yang dapat menguji faktor-faktor yang mempengaruhi korosi sehingga disarankan masih ada kegiatan praktikum yang menggunakan bahan lainnya.

Daftar Pustaka
*    http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
*    http://www.scribd.com/doc/22713893/ Korosi-Dhimazt

Spesial tanks for Dionisius Paskalino, Siti Aisyah, Leonijia Mendes, Muhammad Khoirul Zed n Chaty Yusi Puspita !!!