Sabtu, 09 Desember 2017
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم
“Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/41)
Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Ta’ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan.
Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata. Rasulullah bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَيْنُ تَزْنِي، وَالْقَلْبُ يَزْنِي، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا الْقَلْبِ التَّمَنِّي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ مَا هُنَالِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
“Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad no. 8356. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.)
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan zina mata pertama kali, karena inilah dasar dari zina tangan, kaki, hati, dan kemaluan. Kemaluan akan tampil sebagai pembukti dari semua zina itu jika akhirnya benar-benar berzina, atau mendustakannya jika tidak berzina. Oleh karena itu, marilah kita menundukkan pandangan kita. Karena jika mengumbarnya, berarti kita telah membuka berbagai pintu kerusakan yang besar.
Jumat, 27 Oktober 2017
A.
Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Pemenuhan nutrisi merupakan proses memasukkan dan
pengolahan zat makan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh. (A. Aziz Alimul H, 2009).
B.
Mekanisme
Fisiologi
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel- sel untuk melaksanakn tugasnya.
C.
Rencana
Asuhan Klien dengan Kebutuhan Nutrisi
1.
Riwayat keperawatan
a.
Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
b.
Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c.
Apakah ada penurunan dan peningkatan berat badan dan
berapa lama periode waktunya?
d.
Apakah ada status fisik pasien yang dapat meningkatkan
diet seperti luka bakar dan demam?
e.
Apakah ada toleransi makanan/minuman tertentu?
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan fisik:
apatis, lesu
b.
Berat badan:
obesitas, kurus.
c.
Otot: flaksia
atau lemah, tonus kurang, tidak mampu bekerja
d.
Sistem saraf:
bingung, rasa terbakar, reflek menurun
e.
Fungsi
gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver atau limpa
f.
Kardiovaskuler:
denyut nadi > 100x/menit, irama abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g.
Rambut: kusam,
kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
h.
Kulit: kering,
pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
i.
Bibir: kering,
pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat
j.
Gusi:
pendarahan, peradangan
k.
Lidah: edema,
hiperemasis
l.
Gigi: karies,
kotor
m.
Mata:
konjungtiva pucat, kering, exoftalmus
n.
Kuku: mudah
patah
o.
Pengukuran
antopometri:
-
Berat badan
ideal :
(TB-100) ±10%.
-
Lingkar
pergelangan tangan
-
Lingkar lengan
atas (MAC) :
Nilai normal : Wanita:
28,5 cm
Laki-laki:
28,3 cm
-
Lipatan kulit
pada otot trisep (TSF):
Nilai normal : Wanita : 16,5 – 18 cm
Pria:
12,5 – 16,5 cm
D.
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
·
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (Nanda, 2015)
·
Ganguan Menelan (Nanda,
2015)
·
Ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh (Nanda, 2011)
·
risiko
ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh (Nanda 2011)
No
|
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
|
Rencana keperawatan
|
Intervensi
|
||||
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
|||||||
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi
: intake nutrisi tidak cukup untuk
keperluan metabolisme tubuh.
Batasan Karakteristik :
-
Kram
abdomen
-
Nyeri
abdomen
-
Menghindari
makanan
-
Berat
badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
-
Kerapuhan
kapiler
-
Diare
-
Kurang
makanan
-
Kurang
informasi
-
Ketidakmampuan
memakan makanan
-
Cepat
kenyang setelah makan
-
Kelemahan
otot menguyah
-
Kelemahan
untuk menelan
Faktor
yang berhubungan:
-
Faktor
biologis
-
Faktor
ekonomi
-
Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi nutrient
-
Ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
-
Ketidakmampuan
menelan makananan
-
Faktor
psikologis
|
NOC:
v
Nutritional status: Adequacy of nutrient
v
Nutritional Status : food and Fluid Intake
v
Weight Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi kurang
teratasi dengan indikator:
v Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
v Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
menelan
v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
|
-
Kaji adanya alergi makanan yang menyebabkan alergi
R : untuk mengkaji jenis makan yang
menyebabkan alergi
-
Anjurkan klien untuk meningkatkan konsumsi Fe
R : untuk mempertahankan ssistem imun
dengan lebih meningkatkan konsumsi Fe dan Vit. C
-
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
R : nutrisi yang seimbang dapat lebih
baik bagi kesehatan klien
-
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan manfaatnya
R : dengan mengetahui manfaat nutrisi
seimbang dapat termotivasi untuk makan-makanan yang bergizi
-
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
R : kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mendapatkan gizi seimbang.
Pengkajian
-
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
-
Pantau nilai laboraturium, khususnya transferin, albumi, dan elektrolit
-
Manajemen Nutrisi (NIC) :
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada
catatan asupan
Timbang pasien pada interval yangf tepat
Penyuluhan untuk
Pasien/Keluarga
-
Ajarkan metode untuk perencanaan makan
-
Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
-
Manajemen Nutrisi (NIC) : berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
Aktivitas Kolaboratif
-
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
yang mengalami ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (
misal, pasien anoreksia nervosa atau pasien penyakit glomerular/dialisis
peritoneal)
-
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui slang, atau nutrisi parenteral total
agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
-
Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
-
Rujuk program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat
membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat
-
Manajemen Nutrisi (NIC) : Tentukan, dengan melakukan kolaborasi
bersama ahli gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dan zat gizi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi [ khususnya untuk pasien dengan
kebutuhan energi tinggi, seperti pasien pascabedah dan luka bakar, trauma,
demam, dan luka]
|
||||
2
|
Gangguan Menelan
Definis :
abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan defisit struktur atau
fungsi oral, faring, esofagus
Batasan
Karakteristik :
-
Gangguan
fase esofagus
-
Pernafasan
bau asam
-
Nyeri ulu
hati
-
Menolak
makanan
-
Bangun
malam karena mimpi buruk
-
Batuk
malam hari
-
Menelan
berulang
-
Tersedak
sebelum menelan
Faktor
yang berhubungan :
-
Masalah
perilaku makan
-
Gagal
bertumbuh
-
Malnutrisi
energi – protein
-
Gangguan
pernafasam
|
NOC:
v
Menunjukkan
status menelan, yang dibuktikan oleh indicator berikut (sebutkan 1-5:
gangguan ekstrem, tinggi, sedang, rendah dan tidak ada gangguan)
a.
Mempertahankan
makanan di dalam mulut
b.
Mampu
menelan
c.
Mampu
untuk mengosongkan rongga mulut
|
1)
Pantau
tingkat kesadaran, refleks batuk, refleks muntah dan kemampuan menelan
R
: Menurunkan resiko aspirasi
2)
Atur
posisi pasien 900 selama makan
R
: Mencegah dan menurunkan resiko aspirasi
3)
Kaji
mulut dari adanya makanan setelah makan
R
: Mengatahui kemampuan menelan klien
Kolaborasi
4)
Konsultasikan
dengan ahli gizi tentang makanan yang mudah ditelan
R
: Memfasilitasi pasien agar mudah menelan serta mencerna makanan
Pengkajian
-
Kaji
dan dokumentasikan derajat kesulitan menguyah dan menelan
Aktivitas Kolaboratif
-
Konsultasikan
dengan ahli terapi okupasi
Aktivitas Lain
-
Yakinkan
pasien dan berikan lingkungan yang tenang selama makan
-
Siapkan
kateter pengisap di samping tempat tidur dan alat pengisap makan, bila
diperlukan
-
Ubah
posisi pasien Semi-Fowler atau Fowler
tinggi untuk memudahkan menelan; biarkan pasien pada posisi ini selama 30
menit setelah makan untuk mencegah aspirasi
-
Letakkan
makanan pada bagian mulut yang tidak bermasalah untuk memudahkan menelan
-
Ketika
memberi makan pasien, gunakan spuit jika perlu, untuk memudahkan menelan
-
Manajemen Nutrisi (NIC) : anjurkan pasien untuk menggunakan gigi
palsu yang sesuai untuk melakukan perawatan gigi.
|
||||
3
|
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh
Definisi
: asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik :
-
konsentrasi
asupan makanan dimalam hari
-
Pola
makan disfungsional(mis., makan sambil melakukan aktivitas lainnya)
-
Makan
sebagai respons terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi
sosial.
-
Makan
sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar (misalnya,
ansietas(marah, depresi, bosan, stress, dan kesepian)
-
Tingkat
aktivitas kurang gerak
Faktor
yang berhubungan:
-
asupan
yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolik
|
NOC: Noc :
-
Nutritional Status : food and Fluid Intake
-
Nutritional Status : nutrient Intake
-
Weight control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi kurang
teratasi dengan indikator:
-
Mengerti factor yang meningkatkan berat badan
-
Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol klien
-
Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan
-
Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg
-
Menggunakan energy untuk aktivitas sehari hari
|
-
Kaji adanya alergi makanan yang menyebabkan alergi
R : untuk mengkaji jenis makan yang
menyebabkan alergi
-
Anjurkan klien untuk meningkatkan konsumsi Fe
R : untuk mempertahankan ssistem imun
dengan lebih meningkatkan konsumsi Fe dan Vit. C
-
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
R : nutrisi yang seimbang dapat lebih
baik bagi kesehatan klien
-
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan manfaatnya
R : dengan mengetahui manfaat nutrisi
seimbang dapat termotivasi untuk makan-makanan yang bergizi
-
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
R : kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mendapatkan gizi seimbang.
Pengkajian
-
Bantuan Menurunkan Berat Badan (NIC) :
Tentukan keinginan dan motivasi pasien
untuk mengurangi berat badan atau lemak tubuh
Tentukan pola makan saat ini dengan
meminta pasien membuat catatan tentang apa, kapan, dan dimana pasien makan
Timbang berat badan setiap minggu
-
Pantau catatan asupan untuk melihat kandungan dan jumlah kalori nutrisi
Penyuluhan untuk
Pasien/Keluarga
-
Dorong pasien untuk mematuhi diet karbohidrat kompleks dan protein serta
menghindari gula sederhana, makanan cepat saji, kafein, minuman ringan
-
Manajemen Nutrisi (NIC) :
Berikan informasi yang sesuai tentang
kebutuhan nutrisi dan cara memenuhi kebutuhan tersebut
-
Bantuan Menurunkan Berat Badan (NIC) :
Diskusikan dengan pasien dan keluarga
tentang pengaruh konsumsi alcohol pada ingesti makanan
Ajarkan tentang bagaimana membaca lebel
saat membeli maknan untuk mengendalikan jumlah lemak dan kalori yang
dikandung oleh makanan yang akan dikonsumsi
Ajarkan pemilihan makanan, direstauran
dan perkum[pulan social, yang konsisten dengan rencana asupan kalori serta
zat gizi
Instruksikan tentang bagaimana
menghitung persentase lemak pada produk makanan
Aktifitas kolaboratif
-
Diskusikan dengan ahli gizi untuk mengimplementasikan program penurunan
berat badan yang meliputi manajemen diet dan pengeluaran energy
-
Manajemen Nutrisi (NIC) : tentukan, dengan melakukan kolaborasi
bersama ahli diet, jika perlu, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
-
Bantuan Menurunkan Berat Badan (NIC) : anjurkan pasien untuk hadir dalam
kelompok pendukung penurunan berat badan
|
||||
E.
Daftar
Pustaka
Potter,
A dan Perry, A.G. (2006). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep Dasar, dan Praktik. Edisi 4, Jakarta: EGC.
Tarwoto
& Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson
Judith M & Nancy R Ahem. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosa NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.
Banjarmasim, Oktober 2017
Preseptor
Akademik Preseptor
Klinik
(Dewi Kartika W,Ns.,M.Kep) (Pujo Sri Wanto,
S.Kep,Ners)
Langganan:
Postingan (Atom)